Minggu, 04 Desember 2011

Makna Gerakan Sholat


MAKNA GERAKAN DALAM SHOLAT

1.Makna Menghadap Kiblat

Mengingat bahwa Mengagungkan Syiar-syiar Allah merupakan kewajiban, sedang menghadap dalam Sholat menuju tempat yang telah dikhususkan oleh Allah.

Untuk mencari Ridho-Nya dan mendekatkan diri kepadanya untuk lebih bisa menyatukan hati, mendekatkan kekhusyukan dan lebih bisa dekat bagi kehadiran hati bersama Allah.

Kekhusyukan tidak mungkin didapat kecuali dengan ketenangan dalam menghadap ke satu arah, bukan menghadap ke satu arah menuju kea rah lainnya, maka diperintahkan kepada kaum muslim untuk Menghadap Ka’bah, karena didalamnya terkandung makna kesabaran dan ketersambungan yang tak pernah putus dengan Allah.

Menghadapnya kaum Muslim ke satu kiblat sebenarnya sebagai jalan untuk menyatukan mereka, semuanya menghadap satu kiblat, hal ini akan menghimpun dan menyatukan hati mereka.;


2.Makna Takbirotul Ihrom

Hal ini merupakan isyarat bahwa menghadap kepada Allah lebih penting dari dunia dan seisinya. Di dalamnya juga terkandung makna pengakuan terhadap Kemahabesaran Allah dan pengakuan berlepas dirinya orang yang Sholat dari sifat takabbur, dan berakhlak rendah diri. Karena orang yang merendah justru akan diangkat derajatnya oleh Allah.

Kalimat Allahu akbar akan memenuhi hati dengan keberanian, serta akan melimpahinya dengan keyakinan dan keteguhan. Maka dia tidak akan merasa hina, tidak akan merasa lemah, dan tidak akan tunduk selain kepada Allah. Sebab Allah adalah Dzat yang Maha Besar.


3.Makna Takbir dari satu Gerakan Ke Gerakan Lainnya

­Takbir mengingatkan setiap mukmin pada setiap gerakannya agar memahabesarkanAllah, karena dia masuk dalam jalinan hubungan suci, untuk Mengagungkan Robbnya. Takbir ini sebagai pengingat agar dia memiliki hati yang berani dan memiliki keyakinan yang kokoh. Ia tidak melihat adanya penguasa selain Allah.

Ia senantiasa ingat bahwa yang dijanjikan oleh Allah adalah benar,tidak ada keraguan sama sekali, biarpun banyak cobaan yang menghalangi jalan, dan juga sebagai benteng dari godaan setan yang selalu menggoda manusia setiap waktu.


4.Makna Berdiri dan Meletakan Tangan Kanan diatas Tangan Kiri

Diriwayatkan dari Imam Ahmad, bahwa Beliau ditanya mengenai maksud dari meletakan tangan kanan diatas tangan kiri, lalu Beliau menjawab “Itu merupakan bentuk ketundukan dihadapan Allah yang Maha Perkasa”. Ini merupakan bentuk Ketundukan manusia kepada Allah, agar kita Ingat kita Hidup semata-mata karena Allah.


5.Makna Rukuk

Rukuk adalah menunduk dengan lahiriahnya jasmani manusia. Sebelum kita benar-benar bersujud dihadapan Allah Sebagaimana rendahnya kita dibandingkan dengan Allah.

Dengan demikian, sepurnanya ketundukan dalam rukuk merupakan ketundukan hati Kepada Allah dan Menghinakan diri kepada-Nya. Maka sempurnalah ketundukan hamba dengan batin dan lahiriah kepada Allah.


6.Makna Sujud

Sujud merupakan rahasia Sholat dan merupakan rukunnya yang paling Agung. Ia juga menjadi penutup rakaat. Rukun lainya merupakan pengantar saja baginya, sujud merupakan tujuan utama Sholat.

Perintah Sujud merupakan Kekhusyukan kepada-Nya, sebagaimana memohon ampunan atas apa yang telah dilakukan, untuk menunjukan pasrahnya manusia pada Allah.

Sudah sepantasnya kita sebagai manusia tunduk dihadapan Allah karena Allah merupakan Dzat yang Maha Segala-galanya.


7.Makna Duduk Diantara Dua Sujud

Jika Sujud disyariatkan berulang kali, maka diantara dua Sujud ada pemisahnya. Kedua sujud tersebut dipisah dengan satu rukun tersendiri denan bacaan yang sesuai.

Jika seorang hamba telah berdiri, memberikan pujian dan sanjungan, lalu memberikan pujian lagi, kemudian menunduk dan memaha sucikan robb dan mengagungkan-Nya, lalu kembali member i pujian dan sanjungan kepada-Nya, kemudian disampurnakan dengan ketunduka seutuhnya, merendah dan pasrah kepada-Nya maka ia tinggal meminta segala yang menjadi kebutuhannya serta meminta maaf dan berlepas diri dari dosa.


8.Makna Duduk Terakhir

Ketika seseorang telah menyempurnakan rukuk Sholat,Sujudnya, Bacaan Al-Qur’annya, Tasbihnya danTakbirnya maka ia tinggal duduk diakhir Sholatnya dengan duduk yang dipenuhi kekhusyukan, merendah dan merunduk pasrah dalam keadaan berlutut. Dalam duduk ini ia memberikan Penghormatan yang paling Sempurna dan paling Utama kepada Allah.

Rabu, 09 November 2011

Macam-macam Najis

Macam-Macam Najis dan Cara Membersihkannya (1): Air Kencing dan Kotoran Manusia

76Share
Menyucikan kedua najis tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
Najis berupa air kencing bayi/anak laki-laki yang belum mengkonsumsi makanan selain ASI, cara membersihkannya adalah dengan memerciki air pada tempat yang terkena air kencing bayi/anak laki-laki tanpa harus dibasuh dan diperas dengan tangan. Adapun jika anak tersebut sudah mengkonsumsi makanan lain disamping ASI, maka bagian yang terkena air kencingnya harus dicuci. Sementara untuk anak perempuan, maka kewajibannya adalah mencuci bagian yang terkena air kencingnya, baik dia belum mengkonsumsi makanan ataupun sudah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بول الغلام ينضح وبول الجار يه يغسل. (وهذا ما لم يطعما فإذا طعما غسلا جميعا
“Kencing anak laki-laki itu dengan diperciki, sedangkan kencing anak perempuan dengan dicuci. (Hal ini dilakukan selama keduanya belum mengkonsumsi makanan. Adapun bila sudah mengkonsumsi makanan, maka harus dibasuh kedua-duanya).” (Shahih, riwayat Ahmad dalam Al-Musnad (I/76), Abu Dawud (no. 377), Tirmidzi (no. 610), Ibnu Majah (no. 525). Adapun lafazh di dalam kurung merupakan riwayat Abu Dawud (no.378))
Najis yang mengenai bagian bawah sandal/sepatu, cara membersihkannya adalah dengan mengusap-usapkannya ke tanah, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إذا وطئ أحدكم بنعله الأذى فإن التراب له طهور
“Jika salah seorang di antara kalian menginjak kotoran dengan sandalnya, sesungguhnya tanah itu dapat menyucikannya.” (Shahih, riwayat Abu Dawud (no. 383) dan Tirmidzi (no. 143))
Najis yang menempel pada ujung pakaian wanita akan disucikan oleh tanah yang berikutnya, sebagaimana keterangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يطهره ما بعده
“Ia (ujung pakaian wanita) disucikan oleh tanah sesudahnya.” (Shahih, riwayat Ibnu Majah dalam Shahih-nya (no. 430), Malik dalam Muwaththa’ (no. 44), Abu Dawud dalam ‘Aunul Ma’bud (II/44 no. 379), Tirmidzi (no. 143))
Najis yang mengenai lantai atau karpet, cara membersihkannya adalah dengan membuang kotorannya kemudian bekasnya disiram dengan air hingga bersih. Sedangkan untuk najis berupa air kencing, maka cukup dengan memperbanyak siraman air kepada bagian yang terkena najis tersebut. Sebagaimana perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat ketika ada seorang arab badui yang kencing di dalam masjid,
دعوه وهريقوا على بوله سجلا من ماء أو ذنوبا من ماء فإنما بعثتـم ميسرين ولم تبعثوا معسرين
“Biarkanlah orang itu, dan siramkanlah satu timba air atau satu ember air pada bagian yang terkena kencingnya karena sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberikan kesulitan.” (Shahih, riwayat Bukhari (no. 220) dan Muslim (no. 284))
Istinja’ atau istijmar juga dapat membersihkan kedua najis (air kencing dan kotoran manusia) tersebut. Istinja’ adalah bersuci dengan menggunakan air, dan istijmar adalah bersuci dengan menggunakan benda padat, seperti batu, tissue, sapu tangan, kayu, dan semacamnya. Istinja’ terdapat tiga tingkatan, yaitu:
1. Istinja’ dengan batu kemudian istinja’ dengan air. Tingkatan ini paling sempurna tanpa adanya kesulitan dan madharat.
2. Istinja’ dengan air saja.
3. Istinja’ dengan batu saja (istijmar), dan harus dilakukan dengan tiga batu, tidak boleh kurang. Yang lebih afdhal adalah jumlah ganjil jika batu-batu itu suci. (Ensiklopedi Shalat, I/46)

Alur Seleksi PPPK Guru